Recent Posts

Kamis, 25 Desember 2008

Desainer : (Bukan) Cuma Tukang Visual Saja

Seringkali saya bertemu dengan orang dan menanyakan apa pekerjaan saya. Setelah dijelaskan, kebanyakan dari mereka akan berkomentar “Oh, desainer grafis! Itu yang kerjaannya tukang gambar yha..?”. Hmm…Model jawaban seperti ini memang tidak sepenuhnya salah, tapi nyaris selalu membuat saya miris hati.


Entah apa yang menyebabkan, profesi desainer grafis selalu diidentikkan oleh masyarakat kita dengan aktifitas teknis eksekusi visual saja (menggambar atau duduk berjam-jam didepan komputer). Jangan-jangan paradigma semacam ini diciptakan oleh para pelakunya sendiri yang “memenjarakan” dirinya pada aktifitas tsb saja. Hingga tak mengherankan, sekilas pada permahamannya masyarakat awam akan semakin sulit membedakan antara desainer grafis (yang branded) dengan tukang setting/operator komputer (yang juga punya brand sebagai desainer). Kondisi ini diperparah dengan maraknya kursus-kursus yang mengatasnamakan desain grafis, tapi pada kenyataannya hanya mengajarkan ketrampilan software komputer.


Tentu saja, masalah pemahaman ini, menjadi PR bagi para desainer kalau tak mau mendapat persepsi yang sama dengan apa yang pernah saya terima. Salah satunya mungkin lewat edukasi, sharing dsb kepada masyarakat. Lewat tulisan (seperti diblog ini ^_^ ), obrolan sore atau kalo perlu ceramah rutin di kelurahan (hehe!). Karena bagaimanapun desainer adalah “spesies” yang juga hidup ditengah masyarakat. Kita bisa antarkan lewat contoh ringan seperti bagaimana efek desain undangan kumpul warga di kelurahan mempengaruhi jumlah kehadiran dll. Akhirnya lewat upaya ini masyarakat akan tahu kalo desainer adalah “dokter” problem solver terhadap masalah komunikasi yang ada disekitar mereka lewat bentukan visual sebagai bahasanya.


Yang patut dicatat adalah bahwa upaya edukasi dengan cara apapun (seperti misalnya contoh diatas) tak akan berhasil bila kita (desainer) tidak memulainya lewat penanaman pola pikir – passion yang kuat pada diri kita tentang siapakah kita sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar